Penulis : Gonsalez dan Berdy Editor : Ferdy Jemaun
Labuan Bajo InfoMabar,- Konsorsium Pangan Bernas, melalui Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan Multi Stakeholder Forum (MSF) Kabupaten Manggarai Barat. Harapanya, melalui FGD ini, akan banyak masukan yang diperoleh terkait kerangka control dan partisipasi orang muda dalam system pangan yang berjelanjutan dan berkeadilan.

Sebagaimana disaksikan InfoMabar, FGD berlangsun di meeting room La Moringa, Kompleks Pasar Baru, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (05/03/2025).
Kegiatan yang menghadirkan perwakilan dari semua perangkat daerah yang tergabung dalam MSF, ini di selenggerakan oleh Konsorsium Pangan Bernas, dalam hal ini Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines).
Ferdy Manu, perwakilan dari Yakines, menjelaskan bahwa fokus utama dari kegiatan ini adalah penyusunan kerangka kontrol kebijakan pangan oleh masyarakat, utamanya oleh orang muda.
“Tujuanya tentu saja untuk mendapatkan masukan terkait kerangka kontrol dan dan partisipasi orang mudadan Masyarakat terkait kebijakan system pangan,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, semua anggota MSF, utamanya perwakilan dari perangkat daerah, diberi kesempatan untuk berbicara terkait program dan kegiatan yang pernah dan akan dijalankan di OPD masing-masing.
Tujuanya adalah untuk mencari titik temu antar program OPD dan yang akan dirancang oleh MSF.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bapeda Kabupaten Manggarai Barat, Theresia Yunita, menyampaikan bahwa untuk mendukung akses pangan bagi masyarakat dan mengatasi tantangan dalam sistem pangan, keterlibatan aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengawasan kebijakan pangan sangat penting.
“Partisipasi ini untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi Masyarakat, sehingga perlunya untuk menghasilkan sebuah kerangka kontrol kebijakan pangan oleh masyarakat dan orang muda dapat memberikan dampak positif, seperti identifikasi kebutuhan pangan masyarakat, pengembangan kebijakan yang sesuai, pengelolaan pangan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan, serta pemantauan dan evaluasi yang melibatkan partisipasi masyarakat. Salah satunya, melalui pemanfaatan media dan teknologi,” jelas Yuyun.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai Barat, yang sekaligus merupakan koordinator Komisi 3 MSF, Ferdy Jemaun, menjelaskan bahwa untuk memberi ruang bagi masyarakat dalam melakukan kontrol kebijakan, sebaiknya MSF memaksimalkan peran media, berikut sistem aplikasi yang selama ini sudah ada di Dinas Kominfo.
Ferdy Jemaun menyebut diantaranya PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) dan SP4N (Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional) Lapor.
“Melalui PPID, semua informasi publik yang dimiliki oleh semua badan public disampaikan kepada publik. Jika ada informasi yang belum disampaikan melalui PPID, maka public bisa mengajukan permohonan. Sedangkan SP4N Lapor merupakan layanan pengaduan dan aspirasi Masyarakat kepada pemeritah secara online. Keduanya berbasis aplikasi,” jelasnya.
Selain PPID dan SP4N Lapor, Ferdy Jemaun juga menjelaskan tentang berbagai kanal yang dikelola oleh Dinas Kominfo, seperti portal berita InfoMabar, FaceBook, YouTube, Instagram dan Radio RSPD.
Kepada seluruh anggota MSF dan juga Yakines, Ferdy Jemaun kemudian menawarkan untuk memanfaatkan media yang sudah di Dinas Kominfo sebagai saluran bagi masyarakat atau orang muda dalam melakukan control kebijakan.
Menanggapi hal ini, Pimpinan Yakines, Ferdi Manu menyampiakan terimakasih. Namun semua hal ini akan ditawarkan kepada orang muda dan masyarakat terlebih dahulu, untuk menentukan media mana yang nyaman bagi mereka.
Kegiatan FGD ini akan dilangsungkan selama 2 hari. Jika pada hari pertama, FGD digelar dengan MSF, maka pada hari kedua FGD menghadirkan perwakilan orang muda dari sepuluh desa dampingan Pangan Bernas dan MSF Manggarai Barat.***