Laporan : Ferdy Jemaun
Labuan Bajo, InfoMabar,- Launching Desa Wisata Siru di Agrowisata Ngalor Kalo, menjadi puncak dari Program Fasmadewi tahun 2024 pada Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat. Dari 94 Desa Wisata di Manggarai Barat, baru 4 Desa Wisata yang terpapar program Fasmadewi. Dan Agrowisata Ngalor Kalo menjadi puncak dari program Fasmadewi 2024.
Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Stefan Jemsifori, menjelaskan hal itu saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Launching Desa Wisata Siru di Agrowisata Ngalor Kalo, Kecamatan Lembor, Kamis (19/12/2024).
“Acara launching desa wisata hari ini adalah rangkain program Fasmadewi yang dilalukan Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat,” jelas Kadis Stefan.
Selama hampir kurang lebih 10 bulan terakhir, kata Kadis Stefan, Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, menggelar kegiatan pelatihan penguatan sumber daya anak muda desa dengan mengundang Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari sejumlah desa wisata untuk menjadi peserta kegiatan, melalui program Fasmadewi (Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata).
Pelatihan dimaksud, menghadirkan narasumber dan stakeholder terkait, seperti akademisi, travel agent dan praktisi pariwisata yang ada di Labuan Bajo.
Desa Siru, kata Kadis Stefan, merupakan salah satu desa di Manggarai Barat yang memiliki potensi sangat bagus untuk dikembangkan. Potensi-potensi itu harus digali untuk kemudian dimanfaatkan demi peningkatan ekonomi masyarakat.
Satu dari sekian potensi yang harus di kembangkan itu adalah kawasan Agrowisata Ngalor Kalo, sebuah destinasi wisata baru yang berbasis pertanian.
Sementara itu, Kepala Desa Siru, Kecamatan Lembor, Sumardi, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan, yang telah menetapkan desa Siru sebagai salah satu Desa Wisata di Manggarai Barat.
“Apresiasi yang tinggi untuk Dinas Pariwisata Manggarai Barat atas program ini,” jelas Kades Sumardi.
Menurut Kades Sumardi, ditetapkannya Desa Siru sebagai desa wisata, yang didalamnya ada Agrowisata Ngalor Kalo, diharapkan bisa berdampak positif pada peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Terkait pengelolaan Agrowisata Ngalor Kalo, Kepala Bidang Destinasi pada Dinas Pariwisata, Ekonomir Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Yohanes Danggur, kepada InfoMabar menjelaskan bahwa untuk sementara, pengelolaanya masih ditangani langsung oleh Pemkab Mabar, dalam hal ini Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan.
“Agrowisata Ngalor Kalo memang berada dalam wilayah administrasi Desa Siru. Tapi untuk sementara ini, pengelolaanya masih oleh Dinas Pariwisata. Ke depan mungkin akan dilimpahkan ke Desa Wisata Siru, tapi harus kita diskusikan secara detail, dengan meminta petunjuk atasan, tentunya,” jelas Kabid Yohanes.
Sejumlah paket wisata yang ditawarkan kepada masyarakat di Agrowisata Ngalor Kalo antara lain adalah susur sawah, bajak sawah tradisional menggunakan Kerbau, edukasi pertanian menanam dan memanen padi.***