Manggarai Barat, Infomabar- Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, SE mengatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu layanan kesehatan masyarakat status Puskesdes Ndeweng akan ditingkatkan menjadi Puskemas Pembantu (Pustu), supaya segala peralatan dan pembangunan fisiknya dianggarkan dalam APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Seiring dengan kebijakan pak Menteri Kesehatan yang baru, bahwa ke depan, ini (Puskesdes Ndeweng) ditingkatkan menjadi Pustu supaya segala peralatan dan pembangunan fisiknya dianggarkan dalam APBN atau Dana Alokasi Khusus (DAK), yang keberadaan kurang lebih hampir sama dengan Puskesmas,” ucap Bupati Edi saat meresmikan Puskesdes Ndeweng di dusun Golo Kolang, Desa Ndeweng, Kecamatan Lembor, Rabu (19/06/2024) yang ditandai dengan penggutingan pita dan penandatangan prasasti.
Dijelaskan Bupati Edi, Â Pendirian Puskesdes Ndeweng adalah bentuk perhatian Pemerintah Desa Ndeweng menyediakan fasilitas kesehatan untuk masyarakatnya. Fasilitas Puskesdes ini harus dimanfaatkan dengan baik, sebab Puskesdes Ndeweng merupakan fasilitas kesehatan yang terdekat.
“Pembangunan Puskesdes ini sebagai tanda bahwa Sektor kesehatan Desa  Ndeweng ini sudah tersedia fasilitasnya. Ini fasilitas terdekat dan harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Bupati Edi.
Bupati Edi dalam kesempatan ini pula meminta dukungan masyarakat Desa Ndeweng agar menyiapkan lahan sehingga rencana pembangunan Pustu tersebut bisa terealisasi.
Bupati Edi juga meminta Kepala Puskesmas Wae Kanta agar berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat  untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan, sehingga tahapan pengusulan perubahan status Puskesdes menjadi Pustu tidak ada yang terlewatkan.
“mari kita sama sama berjuang agar pemerintah pusat termasuk pemerintah daerah untuk senantiasa menyediakan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat dalam sektor kesehatan yang ada di wilayah ini,” ujarnya.
Terkait air untuk kebutuhan Puskesdes Bupati Edi meminta pemerintah desa Ndeweng memastikan agar air selalu mengalir setiap hari. Menurut Bupati Pelayanan kesehatan pasti membutuhkan air.
“Dari laporan pak kades, saya mendengar bahwa air ada namun jadwalnya bergilir. Pak kades, sampaikan kepada rakyat bahwa untuk ke Puskesdes airnya tidak boleh pake gilir. Sakit jelas tidak pake runding. Saya bayangkan kalo orang datang berobat, pas dia butuh air dan saat bersamaan air tidak ada air karena menunggu giliran, bisa dibayangkan hal yang akan terjadi. Tentu itu tidak boleh terjadi. Kalau dibicarakan dengan baik pasti rakyat akan paham,” jelas Bupati Edi.
Dirinya berharap agar masyarakat bahu-membahu mengatasi persoalan air. Untuk menambah Debit Air di Desa Ndeweng, Bupati Edi mengajak masyarakat menanam bambu di mata air.
“Kalau debit air yang disoal, maka saya mengajak semua masyarakat di wilayah ini untuk menanam bambu di mata air. Satu Rumpun bambu mampu menyerap liama ribu liter air. Kalau ada sepuluh orang atau dua puluh orang yang punya niat dan kemauan yang sama untuk menanam bambu, saya percaya suatu saat wilayah ini akan kelimpahan air,” ucapnya.
Bupati Edi sampaikan bahwa dirinya akan menyediakan bibit bambu yang sudah disiapkan di pusat pembibitan yang ada di Ngancar, Modo, Reweng, Golo Menes.
Turut mendampingi Bupati, Kepala Dinas Kesehatan Adrianus Ojo, S.Si. Apt, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pius Baut, SE, Kabag Prokopim Teobaldus Landi Julita, S.Sos, Camat Lembor Raimundus Majar, SP dan unsur Forkopimcam Lembor. (Infomabar/Tian-Tim IKP Kominfo).
(Infomabar/Tian-Tim IKP Kominfo).