Dilaporkan : Gaudensius Budiman Hading
Manggarai Barat, Infomabar: Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat telah menginisiasi sebuah inovasi terbaru dalam penanganan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) melalui pembentukan Klinik Proteksi Tanaman yang dikenal dengan nama KOPE TAONG. Inovasi ini bertujuan untuk menyediakan layanan yang cepat, tepat, akurat, dan berkesinambungan dalam menangani OPT.
Keberadaan Klinik Proteksi KOPE TAONG diharapkan dapat menjadi sarana penting untuk pendekatan layanan informasi dan tindakan lapangan penanganan OPT secara terpadu. Klinik ini mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterbitkan pada tanggal 15 November 2021, dan layanannya telah tersedia di 12 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Manggarai Barat.
Layanan klinik ini didukung oleh sumber daya manusia aparatur yang kompeten dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman. Para aparatur ini telah mengikuti pendidikan dan pelatihan baik secara tatap muka maupun online. Selain itu, tim kerja klinik ini secara berkala melakukan pertukaran informasi dan komunikasi melalui rapat maupun komunikasi digital untuk memastikan pelayanan yang optimal.
Dalam upaya mempercepat dan meningkatkan efektivitas penanganan, klinik ini juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana berbasis teknologi. Pada tahun 2023, telah disediakan tiga unit drone sprayer untuk mengoptimalkan penanggulangan hama dari metode manual menuju teknologi termekanisasi.
Tahapan berikutnya yang direncanakan adalah layanan mobile keliling. Konsep ini melibatkan mobil yang dilengkapi dengan alat-alat penanggulangan OPT sehingga dapat digunakan untuk monitoring serta penanggulangan di lapangan secara langsung.
Inovasi ini telah membawa dampak positif terhadap kemudahan layanan bagi masyarakat, dan diharapkan dapat berlangsung secara berkala untuk terus mendukung kesejahteraan para petani di Kabupaten Manggarai Barat.
Keberadaan Klinik Proteksi KOPE TAONG bukan hanya menjadi solusi dalam penanganan organisme pengganggu tumbuhan, tetapi juga sebagai bentuk komitmen Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat untuk mendukung peningkatan produksi pertanian yang berkelanjutan. Dengan adanya klinik ini, para petani dapat lebih mudah mendapatkan informasi serta bantuan teknis dalam penanganan OPT, sehingga dapat meminimalisir kerugian akibat serangan hama dan penyakit tanaman.
Lebih lanjut, inovasi ini juga menjadi contoh penerapan teknologi dalam sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Barat. Penggunaan drone sprayer adalah langkah maju yang signifikan dalam pengendalian hama dan penyakit, yang tidak hanya efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga, tetapi juga mampu menjangkau area yang lebih luas dengan hasil yang lebih optimal.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap layanan Klinik Proteksi KOPE TAONG.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kami demi kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Barat. Dengan adanya dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang kompeten, kami yakin dapat menghadapi tantangan dalam penanganan OPT dengan lebih baik,” ujar Laurensius Halu saat ditemui Infomabar diruang kerjanya, Selasa (23/07/2024).
Ke depan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat juga berharap dapat memperluas jangkauan layanan klinik ini dengan menambah unit-unit layanan mobile keliling. Ini akan memungkinkan tim klinik untuk lebih fleksibel dalam memberikan layanan langsung ke lapangan, sehingga respon terhadap masalah yang dihadapi petani dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
Inovasi Klinik Proteksi KOPE TAONG diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan produktivitas pertanian melalui penanganan organisme pengganggu tumbuhan yang efektif dan berkelanjutan. Dengan sinergi antara teknologi, sumber daya manusia yang kompeten, dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah, inovasi ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Barat.
Editor:Tian Candra