Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/infomabar.manggaraibaratkab.go.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Prevalensi Stunting Terus Menurun, Bukti Kuatnya Komitmen Bupati dan Wakil Bupati Mabar - Info Mabar - Berita dan Rilis Resmi Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat
Sabtu, November 23, 2024
BerandaBerita TerkiniPrevalensi Stunting Terus Menurun, Bukti Kuatnya Komitmen Bupati dan Wakil Bupati Mabar

Prevalensi Stunting Terus Menurun, Bukti Kuatnya Komitmen Bupati dan Wakil Bupati Mabar

Labuan Bajo, InfoMabar

Pengukuran berat dan tinggi badan saat posyandu di Labuan Bajo
Pengukuran berat dan tinggi badan saat posyandu di Labuan Bajo. (Foto : Ferdy Jemaun)

Angka prevalensi stunting di tingkat Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Penurunan itu merupakan bagian dari bukti, betapa kuatnya komitmen Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat dalam menangani stunting.

Satgas Stunting Propinsi NTT yang bertugas di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiska Theresia Dambu, saat dihubungi via telpon selulernya Jum’at (13/06/2024) mengakui bahwa sejak periode timbang Agustus 2022, angka prevalensi stunting di Manggarai Barat terus mengalami penurunan.

Diakui Fransiska, Fakta itu terjadi karena kuatnya komitmen Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati, untuk memberi perintah kepada perangkat daerah dan stakeholder lainnya, agar terus bergandengan tangan melakukan intervensi sesuai dengan tupoksi.

Fransiska menjelaskan bahwa pada periode timbang Agustus tahun 2022, angka prevalensi stunting di tingkat Kabupaten Manggarai Barat adalah 15,9 % atau 3.675 anak stunting.

Angka prevalensi stunting yang dinilai tinggi itu, kata Fransiska, membuat Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, berang.

Semua pihak yang dilibatkan dalam upaya percepatan penurunan stunting-pun dipanggil Bupati Edi. Mulai dari pimpinan perangkat daerah pengampu urusan stunting, para Kepala Puskesmas, hingga para Kepala Desa.

“Waktu itu, Pak Bupati mengundang semua pihak. Menggelar rapat khusus. Dalam rapat itu, kepala OPD, kepala puskesmas dan kepala desa menandatangani pernyataan komitmen, agar segera melakukan tindakan nyata, dengan melakukan intervensi, baik spesifik maupun sensitive,” jelas Fransiska.

Menurut Fransiska, salah satu poin yang tercantum dalam pernyataan komitmen itu adalah agar dengan intervensi yang dilakukan, angka prevalensi stunting di tingkat Kabupaten Manggarai Barat, bisa turun satu digit. Jika gagal, maka mereka harus siap menyerahkan jabatan. Kecuali Kepala Desa.

Sejak saat itu, lanjut Fransiska, para pihak terkait berupaya keras untuk melakukan intervensi, sesuai tupoksi masing-masing.

Pendataan terhadap ana-anak stunting dilakukan dengan cermat dan tepat, sehingga penangannya juga tepat sasaran.

Untuk mendukung percepatan penurunan Stunting, lanjut Fransiska, Bupati Manggarai Barat juga mengeluarkan sejumlah regulasi, mulai dari Keputusan Bupati tentang penggunaan dana desa untuk penanganan stunting sampai dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), mulai dari tingkat Kabupaten, tingkat kecamatan hingga tingkat desa.

Semenatara itu, Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pelaksana TPPS, dalam berbagai kesempatan juga memberi penegasan tentang betapa pentingnya kerja kolaborasi lintas sektor untuk menurunkan angka prevalensi stunting.

Fransiska mengaku bahwa berbagai langkah Bupati dan Wakil Bupati itu cukup berdampak positif. Buktinya, angka prevalensi stunting dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan.

Jika pada periode timbang Agustus tahun 2022, angka  prevalensi stunting tingkat Kabupaten Manggarai Barat adalah 15,9 % atau 3.675 anak stunting, maka pada periode timbang Februari tahun 2023, angka prevalensi stunting turun menjadi 9,0 % atau 2.130 anak stunting.

Kuatnya komitmen Bupati dan Wakil Bupati untuk memberi ultimatum pada pejabat terkait, membuat angka prevalensi stunting hasil timbang periode Agustus tahun 2023, kembali menurun, menjadi 8,2 % atau 1.901 anak stunting.

Walau pada periode timbang Februari tahun 2024 mengalami sedikit kenaikan, yakni 8,8 % atau 1.976 anak stunting, Fransiska meyakini bahwa angka itu akan kembali turun pada periode timbang Agustus tahun ini, jika masing-masing pihak sama-sama menjaga komitmen untuk terus melakukan intervensi sesuai tupoksi. (EfjE-Tim IKP)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments