Laporan : Maria Suryanti
Labuan Bajo, InfoMabar; Untuk tinkat Kabupaten Manggarai Barat, prevalensi Stunting hasil timbang periode Februari 2024 mengalami kenaikan, dari 8,2 persen menjadi 8,8 persen. Walau kenaikanya hanya 0,6 persen, para pihak terkait tidak boleh terlena.
Penegasan itu disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat setda Kabupaten Manggarai Barat, Hilarius Madin saat menyampaikan sambutan pada kegiatan pemaparan hasil Audit Kasus Stunting tahap I oleh Tim Pakar Audit Stunting Kabupaten Manggarai Barat, di ruang rapat Bupati Manggarai Barat, Kamis (03/07/2024).
Asisten Hilarius mengakui bahwa Audit Stunting bukan merupakan hal yang baru. Sudah dilakukan setiap tahun. Demikianpun halnya dengan angka penurunan angka prevalensi stunting.
“Audit Stunting sudah kita lakukan sejak angka stunting kita sangat tinggi bahkan tahun 2023 awal kita bisa menurunkan 1 digit dari 15% ke 9% dan ini sesuatu yang luar biasa, kemudian dari 9 % kita turunkan menjadi 8,2%. Kemudian ada dinamika terakhir mengalami kenaikan 0,6% sehinnga menjadi 8,8% itu kondisi diakhir tahun kemarin,” jelas Asisten Hilarius.
Diakuinya bahwa intervensi yang sudah dibangun beberapa tahun terakhir ini sangat luar biasa.
“Kita berhasil menurunkan 1 digit. Hanya barangkali kita terlena dengan peristiwa ini sehingga mengalami kenaikan 0,6% diakhir tahun kemarin. Kondisi ini jangan dianggap biasa-biasa saja. Kita semua harus terus bergerak,” tegas Asisten Hilarius.
Asiten Hilarius melanjutkan bahwa kondisi yang sangat memprihatinkan karena gagal tumbuh kembang anak ini ada korelasi yang sangat erat dengan perkembangan otak anak.
Sementara di satu sisi sudah ada perencanaan, ditahun 2040 keatas harus mampu mewujudkan generasi emas. Perencanan itu tentu saja tidak bisa terwujud jika semua pihak terlena dengan permasalahan stunting.
“Oleh karena itu pada forum yang sangat strategis ini saya sangat berharap Bapa Asuh yang kita sepakati kali lalu jangan berhenti pada satu titik. Demikianpun program-program lain yang berdampak pada menurunnya angka prevlensi stunting,” lanjut lanjut Asisten Hilarius.
Sementara itu, Kepala Dinas P2KB (Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana), Rafael Guntur, dalam laporanya menyampaikan bahwa Audit Stunting tahap I dilakukan di Desa Pangga Kecamatan Kuwus yang merupakan wilayah layanan Puskesmas Golo Welu karena prevalensi stuntingnya masih sangat tinggi. Sudah dilakukan intervensi tetapi belum ada perubahan yang begitu baik dan juga karena ketersediaan data.
Adapun sample yang diambil di Desa Pangga berjumlah 16 terdiri dari calon pengantin 1 orang, ibu hamil 4 orang, ibu pasca salin 2 orang, Baduta 5 anak dan Balita 4 anak.
“Tujuan dilakukanya audit kasus stunting ini untuk mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting, bagaimana upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa, bagaimana menganalisis faktor risiko terjadinya stunting, memberikan rekomendasi penanganan kasus dalam perbaikan selanjutnya dan terakhir sebagai bentuk pemantauan atas penanganan kasus dibeberapa wilayah,” ujar Rafael.
Selanjutnya Rafael mempersiahkan Tim Pakar untuk mempresentasikan hasil analisanya.
Tim pakar terdiri atas dr. Nisak Humairok, Sp.A, selaku Ahli Anak, dr. Jonathan Reinaldo, Sp.Obgyn selaku Ahli Kandungan dan Ismiatun selaku Ahli Gizi. (Tim IKP)
Editor : Ferdy Jemaun