Laporan: Bion/Gonza -Tim IKP
Manggarai Barat, Infomabar: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat melalui Dinas Kesehatan melakukan launching Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024. Kegiatan ini dalam rangka mengantisipasi penyakit Polio bagi generasi emas di wilayah Kabupaten Manggarai Barat dengan tujuan untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Launching Pekan Imunisasi Nasional 2024 ini dengan mengambil tema polio tidak bisa diobati namun dapat dicegah dengan imunisasi. Kegiatan berlangsung di SDI Wae Mata Labuan Bajo, Selasa (23/7/2024).
Pemerintah telah menetapkan target untuk memberikan imunisasi kepada anak usia 0 – 7 tahun (7 tahun 11 bulan 29 hari) , dengan harapan bahwa melalui partisipasi dalam Pekan Imunisasi Nasional Polio, semua anak-anak dapat terlindungi dari ancaman polio.
Program ini juga melibatkan sejumlah tenaga kesehatan dari puskesmas yang ada di Kabupaten Manggarai Barat untuk memastikan kelancaran pelaksanaan imunisasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Barat Fransiskus Sales Sodo dalam sambutannya mengatakan polio adalah masalah kesehatan yang disebabkan infeksi virus yang nantinya merusak sistem saraf tubuh penderitanya sehingga dapat beresiko terjadinya kelumpuhan, sulit bernafas atau bahkan kematian.
Dia juga mengatakan Virus ditularkan oleh infeksi dropleks dari mulut dan tenggorokan atau dari tinja penderita yang terinfeksi. Penularan terjadi secara langsung yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar virus polio dan penyebaran air liur pasien melalui udara saat berbicara.
Lebih Lanjut Fransiskus mengatakan polio dapat menyerang kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Munculnya penyakit ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala
Di Tahun 2024 ini kata Fransiskus Indonesia menghadapi KLB Polio di tujuh Provinsi di antaranya Provinsi Aceh, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Kepulauan dan Provinsi Papua Selatan karena adanya resiko tinggi di 32 Provinsi di Indonesia maka dilaksanakan vaksin polio termasuk di Kabupaten Manggarai Barat.
“Ada kasus KLB di 7 Provinsi tidak termasuk NTT, setelah dicermati dari 7 Provinsi itu berpotensi menyebar ke Provinsi-Provinsi lain sehingga secara nasional termasuk di Kabupaten Manggarai Barat harus dilakukan vaksin polio, ” ujar Fransiskus.
Fransiskus juga mengatakan Kabupaten Manggarai Barat merupakan kabupaten yang beresiko tinggi terjadinya penyakit polio. Dilihat dari capaian di tahun 2023 dimana imunisasi dasar lengkap pada bayi pencapaiannya 45,07℅, imunisasi balita lengkap capaiannya 18,17℅ dan satu bulan imunisasi pada anak sekolah pencapaiannya 0,67℅.
Sementara itu lanjut Fransiskus pada periode Januari sampai Juni 2024 capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi 11,84%, imunisasi balita lengkap capaiannya 5,97% dan bulan imunisasi pada anak sekolah capaiannya 0,35%. Untuk pencapaian Vaksin polio sendiri diketahui pada tahun 2023 sebesar 70,30% dan pada periode Januari sampai Juni 2024 sebesar 21,56% .
Untuk diketahui kata Fransiskus dari capaian tersebut kita mewajibkan anak-anak usia 0 – 7 tahun untuk mengikuti polio vaksin yang ditentukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Untuk Kabupaten manggarai Barat vaksin polio dimulai tanggal 23 Juli 2024 untuk vaksin polio dosis 1 dan dilanjutkan pada tanggal 8 Agustus 2024 untuk vaksin polio dosis 2.
“Untuk guru-guru kita sedang menghadapi rangkaian kegiatan 17 Agustus jangan lupa ini penting karena tanggal 8 Agustus itu akan dilaksanakan vaksin polio dosis 2 jangan sampai ada yang sudah vaksin polio dosis 1 tetapi dosis 2 terabaikan ini menjadi perhatian bagi Dinas Kesehatan, Puskesmas, harus bekerjasama dengan Dinas PKO dan seluruh kepala sekolah supaya cakupan pelaksanaan vaksin mencapai target yang direncanakan,” tegas Fransiskus.
Diakhir sambutannya Fransiskus menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menginformasikan dan membawa anaknya berusia 0 – 7 tahun ketempat pelaksanaan imunisasi baik di puskesmas, posyandu, kantor desa, sekolah dan lain- lain yang ditentukan.
Sementara itu kadis Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Adrianus Ojo saat membacakan laporannya mengatakan berdasarkan capaian nilai standar resiko yang dikeluarkan oleh WHO, Indonesia dikategorikan sebagai wilayah kategori berisiko tinggi penularan polio.
Untuk memutus mata rantai penularan kata Adrianus pemerintah melaksanakan PIN dalam rangka penanggulangan polio. Untuk Provinsi NTT lanjut Adrianus masuk dalam pelaksanaan PIN tahap 2 yang dimulai pada tanggal 23 Juli 2024.
Lebih lanjut Adrianus mengatakan berdasarkan data Pusdatin ada 49.087 sasaran usia 0 – 7 tahun yang tersebar pada 22 puskesmas yang sudah terintegrasi dan terregistrasi di Kabupaten Manggarai Barat. Berdasarkan pendataan ril sebanyak 34.219 anak dengan rincian, anak 0 – 29 bulan sebanyak 22.079 anak; anak 5 – 6 tahun 6.841 anak ; anak 7 tahun 5.659 anak. Sasaran terbanyak ada di wilayah kerja puskesmas Labuan Bajo sebanyak 6.316 anak dan yang paling rendah ada di wilayah puskesmas Ranggu sebanyak 509 anak.
Dia juga mengatakan penerima manfaat anak 0 – 7 tahun dan seluruh masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, untuk periode pertama dilaksanakan tanggal 23 Juli 2024 dan periode kedua tanggal 8 Agustus 2024 dengan tempat sebanyak 400 pos pelayanan di seluruh Kabupaten Manggarai Barat.
Adapun tujuan dari kegiatan ini kata Adrianus ada 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Yang menjadi tujuan umum adalah mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sedangkan tujuan khususnya adalah mencegah terjadinya polio di Kabupaten Manggarai Barat dan meningkatkan cakupan imunisasi rutin lainnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut unsur forkopimda Kapolres Manggarai barat AKBP Christian Kadang, S.I.K., Kasie intel kejaksaan Negeri Manggarai Barat N. A. A. Pradewa Artha, S. H, Ketua TP-PKK Trince Manggarai Barat Trince Yuni Endi, Wakil Ketua TP-PKK Manggarai Barat Meli Weng, Para asisten, Staf ahli Bupati, pimpinan OPD, Instansi Vertikal, insan pers serta undangan lainnya.
Editor: Tian Candra