Laporan : Gaudensius Budiman dan Sebinus Abel
Labuan Bajo, InfoMabar. Sebagai daerah Pariwisata Superprioritas, maka kurikulum muatal lokal ‘Sadar Wisata dan Budaya’, harus dapat diintegrasikan di semua sekolah di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Bahkan sejak siswa mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar.
Penegasan ini disampaikan oleh Wakil Bupati manggarai Barat, dr. Yulianus Weng saat menyampaikan sambutan pembukaan pada kegiatan Launching kurikulum muatan lokal ‘Sadar Wisata dan Budaya’, yang berlangsung di aula SMAK St. Ignasius Loyola Labuan Bajo, Jumat (02/08/2024).
Kegiatan launching yang diselenggarakan oleh Dinas PKO Kabupaten Manggarai Barat ini ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh wakil bupati Yulianus yang didampingi oleh Kepala Dinas PKO Yohanes Sani, Koordinator Pengawas Sekolah Marthen Kenedi dan disaksikan oleh Pengawas Sekolah dan seluruh kepala sekolah SD sampai SMP se-Kabupaten Manggarai Barat.
Wakil Bupati Yulianus menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengawas dan seluruh kepala sekolah dari tingkat SD sampai SMP yang sudah hadir pada kegiatan ini. Karena kegiatan ini sangatlah penting untuk diperhatikan agar di setiap sekolah ada kurikulum muatan lokal sadar wisata dan berbudaya.
Diakuinya bahwa saat ini sudah ada Peraturan Bupati yang mengatur tentang kurikulum muatan lokal, yang harus dijadikan pegangan para guru di sekolah-sekolah. Karena itu, muatan lokal itu yang harus diintegrasikan secara maksimal, baik dari tingkat SD maupun SMP. Sebab Manggarai Barat ini merupakan daerah pariwisata super prioritas yang sudah ditetapkan oleh presiden RI Joko Widodo.
“Kita bersyukur degan ditetapkan Manggarai Barat sebagai daerah pariwisata super prioritas sehingga kita mendapat banyak fasilitas, pembangunan infrastruktur dari pemerintah pusat. Kemajuan ini bukan saja berdampak positif tetapi juga berdampak negatif. Dampak negatif inilah yang mau kita antisipasi.” Ucap Yulianus
Yulianus mengatakan pembangunan pariwisata mengacu pada tiga hal pokok yang dihasilkan dari berbagai diskusi bukan saja dari kalangan akademisi tetapi juga dari kalangan imam, tokoh agama, toko masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan.
Ada pun 3 hal pokok itu kata Yulianus adalah: pertama, pembangunan pariwisata harus sifatnya partisipatif yaitu melibatkan seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku. ” Ini sangat penting, jangan sampai kita hanya menatap saja kemajuan ini dan tidak berdampak apa apa kepada kita” Tegas Yulianus
Kedua harus berbudaya, yang artinya bahwa pembangunan boleh pesat, boleh maju yang paling penting adalah pertahankan budaya karena budaya itu sudah berkembang dan bertumbuh didalam kehidupan sehari- hari.
“Ini sangatlah penting jangan sampai budaya kita yang sudah terpelihara sejak nenek moyang kita di Manggarai barat ini tergerus dan hilang oleh perkembangan pariwisata ini. Inilah yang mau kita kembangkan kepada anak anak sejak dini bahwa mencintai budaya kita sendiri jauh lebih penting bukan karena alergi dengan budaya dari luar” Terang Yulianus
Ketiga Budaya kebersihan yang artinya anak anak sejak dini harus mencintai kebersihan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Untuk itu Yulianus menegaskan kepada para kepala sekolah dan para guru untuk mendidik siswa siswinya akan pentingnya budaya kebersihan. Karena dengan mendidik anak anak sejak dini akan pentingnya budaya bersih maka lingkungan akan semakin indah.
Sementara itu, Kepala Dinas PKO, Yohanes Sani, dalam sambutannya mengatakan muatan lokal yang dibangun pada Dinas PKO Kabupaten Manggarai Barat konteksnya adalah terkait dengan budaya dan kebersihan lingkungan .
Muatan lokal ini dipilih, kata Yohanes, merupakan salah satu sumbangsih pendidikan dalam rangka menyongsong daerah kita sebagai daerah pariwisata super prioritas.
“Kalau anak kita sejak dari awal diedukasi tentang budaya maka 20 tahun lagi meskipun dengan arus globalisasi, arus perkembangan yang menamai atau menyertai pariwisata itu sebagai orang Manggarai identitasnya tetap terjaga. Demikianpun dari sisi kebersihan yang berujung pada keindahan,” Ucap Yohanes.***
Editor : Ferdy Jemaun