Laporan : Mathildis Riberu
Labuan Bajo : Kominfomabar-Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Manggarai Barat ( DWP Mabar) NTT melalui bidang Sosial Budaya menggelar pembinaan rohani melalui ret- ret. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota DWP yang sebagian besar anggotanya berasal dari istri- istri ASN baik pegawai Negeri Sipil maupun PPPK.
Pembinaan rohani ini digelar agar istri ASN bisa memahami lebih dalam cinta kasih Tuhan yang terjadi dalam hidup masing-masing peserta, memaknai berkat Tuhan, mendekatkan diri dengan sesama dan lingkungan, serta menguatkan rasa persaudaraan.
Sekretaris Daerah Manggarai Barat Fransiskus Sales Sodo mengatakan, melalui ret-ret dengan tema merawat jiwa perempuan menguatkan generasi hendaknya dimaknai dengan baik.
“Jadi ibu-ibu, kita berkumpul hari ini karena suami berstatus sebagai aparatur sipil negara, mengingatkan suami untuk hidup sehat, mengingatkan suami untuk hidup tepat waktu ya itu adalah tugas istri-istri sebagai perempuan juga tugas untuk menguatkan generasi itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, ” katanya saat menjadi pembicara pada hajatan tersebut yang berlangsung di di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi, Jumat (13/12/2024).
Terkait bagaimana menguatkan generasi dimana pada era saat ini anak- anak kebanyakan menghabiskan waktu di depan gadget, Sekda Fransiskus mengingatkan ibu- ibu untuk mengawasi anaknya masing- masing.
” Berkaitan dengan menguatkan generasi, jadi anak-anak di depan gadget (HP) itu hampir sepanjang waktu, kecuali tidur dan makan mungkin. Selebihnya kalau tidak belajar atau bermain, sudah pegang HP di kamar masing-masing dan sebagainya. Ini juga sangat berbahaya, nanti ini kalau tidak diawasi juga cukup repot buat perkembangan mereka dan saya pikir kegiatan hari ini sangat penting. Semoga melalui kegiatan ini, hidup rohani kita dapat semakin bertumbuh.” katanya.
Sementara Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus pun dalam kotbahnya menyampaikan pesan kepada para peserta ret-ret hendaknya perempuan pun dapat menjadi Misionaris kasih dalam keluarganya masing-masing. Menurut Uskup Max Regus ,
ada tiga hal yang penting yang harus ibu- ibu pahami.
Yang pertama, kita dipanggil untuk menjadi cahaya kecil yang menyinari kegelapan di sekitar kita. Dalam peran ini, perempuan hanya mencerminkan kasih Kristus juga menjadi alat kasihnya yang merupakan cahaya.
Yang kedua, Paus Fransiskus mengingatkan kita dalam salah satu dokumennya, setiap orang Kristen, termasuk perempuan, ibu, adalah seorang Misionaris kasih.
Dan yang terakhir, melalui kasih pengorbanan, semangat pengorbanan perempuan dapat menjadi tanda nyata kehadiran Allah dalam kehidupan berkeluarga.” pungkasnya.
(Editor : Hans/IKP**