Jumat, September 20, 2024
BerandaLayanan PublikAda Botol di Kepala Kadis Gande

Ada Botol di Kepala Kadis Gande

Ilustrasi botol-botol air mineral (Foto : Ferdy jemaun)
Ilustrasi botol-botol air mineral (Foto : Ferdy jemaun)

Oleh : Ferdy Jemaun

Waktu Sudah menunjukkan pkl. 09.40. Sidang Paripurna ke-12 DPRD Kabupaten Manggarai Barat, NTT, belum juga dimulai. Sudah molor 40 menit. Kursi di barisan anggota DPRD dalam ruang sidang utama, masih kosong.

Di sisi lain, deretan kursi pihak pemerintah, terisi hampir penuh. Di barisan paling depan, ada Asisten Pemerintahan dan Kesra, Hilarius Madin. Di sana juga ada Staf Ahli Bupati, Paulus Mami dan sejumlah pimpinan perangkat daerah, termasuk kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Vinsen Gande.

Sambil menunggu palu sidang diketuk, tanda paripurna dimulai, para pimpinan OPD ini terlibat obrolan bebas. Tentu dengan volume terukur.

Kadis Gande tak merespon, saat Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Agus Gias, bicara tentang kematian, setelah membaca berita duka atas berpulangnya RD. Patris Bolar, Pastor Paroki Cancar, ke pangkuan Ilahi.

Kadis Gande baru tersentak, saat Agus Gias menyinggung soal sampah. Dalam bahasa Manggarai dengan dialeg Kempo yang kental, Agus Gias memberi pujian, bahwa Kadis Gande terlalu rajin ke lapangan. Setiap hari. Tak peduli, seragam ASN masih melekat di badan.

Pujian itu rupanya mengusik Kadis Gande. Duduknya menjadi tidak tenang. Kaki kananya yang semula dipangku, lekas ia turunkan. Buku agenda ditanganya ia pindahkan ke kursi kosong di sebelah kiri. Ia lepas pelan-pelan, tidak dibanting. Posisi dudukpun berubah, dari semula menghadap podium sidang, menjadi berhadapan muka dengan Agus Gias.

“Mengurus sampah memang tak akan selesai dalam satu hari! Bahkan tak akan pernah selesai, jika kita lekas menyerah,” jawab Kadis Gande, serius.

Tidak lekas menyerah! Kalimat itu rupanya menjadi penopang semangat Kadis Gande, untuk terus berada di lapangan, membasmi sampah. Setiap hari. Bahkan hari libur sekalipun.

Apa sebenarnya persoalan utama masalah sampah di kota Labuan Bajo? Kadis Gande tak langsung menyahut. Tapi sorot matanya mengarah ke meja anggota dewan. Di atas meja para wakil rakyat, berderet botol minuman air mineral, dengan tutupan masih tersegel. Botol ukuran sedang, 600 ml. Merk lokal..

“Botol-botol itu, akan menambah beban pekerjaan Pak Kadis,” sahut Agus Gias, sambil menunjuk ke arah deretan botol di meja anggota dewan.

Posisi duduk Kadis Gande makin tak tenang. Bliau sadar betul bahwa yang terucap dari mulut Sekdis Capilduk ini tak salah. Bahwa botol-botol itu akan menambah beban pekerjaannya. Sebab jika sudah kosong, maka botol-botol itu akan menjadi sampah, yang harus ia urus, entah di jam kerja atau di hari libur.

Sambil menarik nafas, pendek tidak terlalu panjang, Kadis Gande seperti mengernyitkan dahi. Sorot matanya tak lepas dari botol-botol air mineral, yang berderet di meja wakil rakyat.

“Seandainya semua memiliki persepsi yang sama tentang sampah, maka sesungguhnya, sudah tidak saatnya lagi minum air dari botol kemasan,” ungkap Kadis Gande.

Kadis Gande kemudian menyebut mantan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, sebagai contoh. Menurutnya, politisi partai Nasdem itu jarang sekali minum air dari botol kemasan. Dia selalu menyiapkan botol khusus yang diisi ulang, sehingga botolnya tidak akan menjadi sampah. Kecuali sudah rusak dan tak lagi layak dipakai.

“Seandainya semua seperti Pak Viktor, maka penambahan volume sampah pasti bisa dikendalika,” jelasnya.

Kadis Gande kemudian mencoba menghitung jumlah botol yang ada di meja anggota dewan, kemudian menganalisa kontribusinya terhadap bertambahnya jumlah volume sampah di Labuan Bajo.

Tangan kirinya meraih buku agenda dari kursi sebelah kiri. Tangan kanan mencabut Ballpoin merk Shining 0,5mm dari saku baju Keki. Kemudian mulai menggores agenda dengan angka-angka, menghitung perkiraan volume sampah.

Belum selesai dia menghitung, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi bersama ketua dan wakil ketua DPRD Manggarai Barat memasuki ruang sidang.

Sesaat kemudian, Wakil DPRD Manggarai Barat, Darius Angkur yang memimpin sidang meraih palu. Tok! Sidang dimulai. Obrolanpun selesai.

Obrolan memang selesai, tapi bayangan botol-botol air mineral di atas meja wakil rakyat itu terus bergelantungan di kepala Kadis Gande. Ia terus menghitung volume sampah, untuk ia rumuskan pengelolaanya dalam program dan kegiatan di Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan yang ia pimpin. Sambil berharap agar ia tidak dibiarkan berbakti sendiri memerangi sampah, sehingga pesona Labuan Bajo yang indah tak tercemar oleh botol-botol sampah.***

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments