Laporan : Ferdy Jemaun
Labuan Bajo, InfoMabar,- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melakukan pemetaan terhadap wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang terpapar potensi tsunami. Dengan pemetaan ini, diharapkan Pemerintah Daerah bersama pihak terkait lainya dapat mengambil langkah antisipatif.
Hasil pemetaan yang dilakukan BNPB akan wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang terpapar potensi tsunami ini dijelaskan oleh pihak BNPB saat menggelar kegiatan Diskusi Publik Kegiatan Pemetaan Risiko Bencana Tsunami Mendukung IDRIP.
Diskusi publik yang menghadirkan nara sumber dari BNPB dan peserta dari berbagai elemen di Manggarai Barat, ini berlangsung di Hotel Zasgo, Labuan Bajo, Jum’at (12/02/2024) pagi.
Fauzi, salah satu nara sumber pada kegiatan itu menjelaskan bahwa dari kelas kapasitas, secara umum, wilayah Manggarai Barat memang masuk dalam kategori sedang.
“Secara umum, wilayah Manggarai Barat ini memang masuk dalam kelas kapasitas rendah. Walau demikian, harus tetap menjadi perhatian dari semua pihak, terutama pemerintah daerah,” ujar Fauzi.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan pihaknya, ada 31 desa di Manggarai Barat yang masuk dalam wilayah terpapar potensi tsunami. 31 desa itu menyebar di 5 kecamatan, yakni Komodo, Sano Nggoang, Macang Pacar, Boleng, dan Lembor Selatan.
Di wilayah Kecamatan Komodo, lanjut Fauzi, ada 12 desa yang terpapar potensi tunami, yakni Kelurahan Wae Kelambu, Kelurahan Labuan Bajo, Desa Komodo, Desa Pasir Putih, Desa Pasir Panjang, Desa Golo Mori, Desa Warloka, Desa Macang Tanggar, Desa Papa Garang, Desa Batu Cermin, Desa Gorontalo dan Desa Seraya Maranu.
Di wilayah Kecamatan Sano Nggoang hanya 1 (satu) desa yang terpapar, yakni desa Matawae.
Diwilayah Kecamatan Macang Pacar, ada 6 desa yang terpapar, yakni Desa Bari, Desa Mbakung, Desa Nggilat, Desa Raba, Desa Sarae Naru, dan Desa Nanga Kantor Barat.
Di Kecamatan Boleng, ada 5 desa, yakni Desa Tanjung Boleng, Desa Golo Sepang, Desa Pontianak, Desa Sepang dan Desa Batu Tiga.’
Sedangkan di wilayah Kecamatan Lembor Selatan, ada 7 desa yang terpapar, yakni Desa Repi, Desa Watu Waja, Desa Surunumbeng, Desa Nangalili, Desa Nanga Bere, Desa Benteng Dewa dan Desa Watu Tiri.
31 wilayah desa yang terpapar itu, lanjut Fauzi, ada yang masuk dalam kategori kelas rendah, kelas sedang dan kelas tinggi. Kategori dibuat berdasarkan total luas wilayah yang terpapar.
“Berdasarkan kategori itu, dapat kita simpulkan bahwa secara umum, wilayah Manggarai Barat ini masuk dalam kategori kelas rendah. Walau demikian, pemerintah daerah bersama pihak terkait lainnya, perlu melakukan Langkah-langkah pencegahan,” ucap Fauzi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Isfridus Tobong, menyampaikan terima kasih kepada BNPB yang telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan ini.
Terima kasih yang sama juga disampaikanya kepada para peserta kegiatan, yang merupakan utusan dari beberapa lembaga, seperti Badan SAR Manggarai Barat, Taman Nasional Komodo, Poltek eLBajo Komodus, dan insan pers. ***